Kikir dan Cara Mengobatinya-Buku Purification Of The Heart

Kikir dan Cara Mengobatinya merupakan resensi atas Buku Purification Of The Heart: Tanda, Gejala, dan Obat Penyakit Hati terbitan Penerbit Mizan
Purification Of The Heart karya Hamza Yusuf.
Hasil Scan Pribadi



Judul Buku : Purification Of The Heart: Tanda, Gejala, dan Obat Penyakit Hati

Penulis : Hamza Yusuf

Penerjemah : Haris Priyatna

Penerbit : Mizan

Terbit : Februari, 2017

Tebal : 320 hal

Isbn : 978-979-433-975-6

Di dalam sendi berkehidupan kita dianjurkan untuk saling berbagi kepada sesama. Terutama kepada mereka yang rumahnya berdekatan alias tetangga. Islam pun telah menjelaskan bahwa dalam harta seorang muslim terdapat hak orang lain yang patut dikeluarkan. Namun, sering kali yang terjadi adalah kita sebagai manusia justru enggan untuk mengeluarkan hak mereka. Merasa bahwa ini merupakan hasil jerih payah sendiri. Tentu, hal ini jika dibiarkan secara terus-menerus akan membentuk penyakit hati. Yakni kikir. Hamza Yusuf melalui bukunya yang merupakan terjemahan dan penjelasan atas Kitab Mathharat Al-Qulub Karya Imam Al-Mawlud ini, ingin mencoba membahas penyakit yang satu ini.

Kikir adalah salah satu penyakit yang dapat merusak hubungan keharmonisan dalam bertetangga. Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh, karena dapat menimbulkan kecemburuan antar sesama. Dalam hidup bermasyarakat, para warga dianjurkan untuk bisa hidup rukun satu sama lain. Nah, kerukunan itu baru akan tercipta manakala kita saling merasa dekat. Kedekatan ini bisa diraih dengan berbagi sesuatu ataupun makanan yang dimiliki kepada sesama maupun tetangga. Tujuannya, agar satu sama lain bisa saling mengenal dan akhirnya pun akrab. Saat keakraban itu sudah bisa didapatkan, maka kerukunan pun dengan sendirinya akan terjalin.

Rekomendasi : Mengenal Generasi Langgas di Era Digital

Bahkan, Islam pun sudah mengajarkan kepada kita untuk bersedekah. Artinya, kita dianjurkan untuk berbagi bukan malah kikir. Sebab, dengan berbagi akan menumbuhkan rasa berkasih sayang antar sesama yang merupakan fondasi dari kerukunan. Hamza Yusuf menuturkan, “Islam mengecam orang bersedekah dengan barang yang buruk dan rendah. Ini adalah contoh kekikiran. Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk memberikan apa yang disukai.” (hal 42)

Lebih lanjut dia menjelaskan dalam bukunya, “Asal mula sifat kikir adalah cinta akan hal-hal yang sementara dari dunia ini. Orang kikir memegang kuat-kuat dan menimbun kekayaannya. Orang kikir adalah mereka yang tidak mampu melepaskan sesuatu yang bisa meracuni mereka.” (hal 43)

Memang, jika seseorang telah cinta dunia, maka hidupnya telah buta. Isi pikirannya hanya di penuhi segala keinginannya tanpa peduli halal maupun haram. Segala cara akan dilakukan, demi bisa memenuhi hasratnya. Jika dibiarkan terus-menerus, maka lambat laun hal ini akan membentuk pola tamak (keserakahan) yang bisa menjatuhkan seseorang pada jurang neraka.

Seperti penuturan Imam Ali r.a. yang dikutip dalam buku ini, “Orang yang terburuk adalah si Kikir. Di dunia ini, dia tidak bisa menikmati kekayaannya sendiri, dan di akhirat, dia dihukum.” (hal 43)

Kikir sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kedermawanan. Sifat dermawan ini sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw yang menjadi panutan umat Islam dari dulu hingga sekarang. Hamza Yusuf mengatakan, “Kedermawanan adalah salah satu kebajikan tertinggi dalam Islam. Kata “kedermawanan” dalam bahasa Arab diambil dari kata “karam” yang juga berarti “kemuliaan”. Bahkan, salah satu Asmaul Husana adalah Al-Karim, Yang Maha Pemurah. Lebih baik melampaui batas minimum yang dituntut oleh syariah dalam bersedekah. Kedermawanan ini adalah ungkapan syukur kepada Allah, pemberi seluruh rezeki dan kekayaan.” (hal 43)

Berbagi adalah salah satu ekspresi rasa syukur atas rezeki yang baru saja diperoleh. Selain itu, kita juga mengajak orang lain untuk ikut merasakan rasa syukur ini dengan berbagi apa yang baru saja diperoleh kepadanya. Berbagi tidaklah merugikan, meskipun dalam pratiknya ada yang berkurang. Namun sejatinya, ia bisa menyelamatkan dan memuliakan seseorang. Sebab, dalam harta kita ada hak orang lain. Selain itu, dengan sedekah diharapkan mampu membersihkan harta dari sesuatu yang tidak dinginkan.

Seperti penuturan penulis dalam buku ini, “Pengobatan untuk sifat kikir adalah menyadari bahwa mereka yang mencapai kekayaan biasanya hanya setelah melelahkan diri mereka sendiri selama jangka waktu yang lama, bekerja untuk itu siang dan malam. Sementara itu, kehidupan berlalu dan waktu pun habis.” (hal 45)

Mengingat kematian memang menjadi obat paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit ini. Dengannya, seseorang tidak lagi sibuk mengumpulkan harta, melainkan lebih sibuk mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhiratnya.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Kikir dan Cara Mengobatinya-Buku Purification Of The Heart"