Benci Berbuah Cinta

Benci Berbuah Cinta merupakan resensi atas buku Ninevelove karya J.S. Khairen terbitan Gramedia Pustaka Utama yang di muat di Radar Sampit.
Gambar: Radar Sampit

Radar Sampit 12 Maret 2017





Judul Buku : Ninevelove

Penulis : J.S. Khairen

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : 26 September 2016

Tebal : iv + 331 hal

Isbn : 978-602-03-3418-9



J.S. Khairen atau yang memiliki nama lengkap Jombang Santani Khairen adalah seorang bujang asli Minang yang lulus dari FE UI pada 2014 silam. Ia telah menerbitkan dua novel dan satu kumpulan cerita. Diantara buku-bukunya itu adalah Karnoe (2013), Bunda Lisa (2014), dan 30 Paspor di Kelas Sang Profesor (2014). Ia mengarungi dunia kepenulisan semenjak kecil. Sosok sang ayah yang berprofesi sebagai wartawan merupakan guru besarnya. 

Kemampuan itu makin terasah saat ia bergabung di Economica, sebuah organisasi yang bergerak di bidang jurnalistik keilmuan di Kampus Kuning. Saat ini ia dibina langsung oleh tangan hangat Profesor Rhenald Kasali, Ph.D di Rumah Perubahan dalam berbagai hal, seperti kepenulisan dan ilmu manajemen.

Ninevelove merupakan karya terbaru dari J.S. Khairen alias Jombang Santani Khairen. Novel ini seperti novel remaja pada umumnya masih membahas soal percintaan dan persahabatan. Tema yang sudah digarap oleh berbagai penulis di seluruh dunia. Ya, memang dunia remaja alias muda-mudi tidak lepas dari percintaan dan persahabatan.

Bila kebanyakan novel remaja membahas seputar percintaan romantis yang berakhir bahagia, tidak dengan Novel Ninevelove ini. J.S. Khairen justru memaparkan tentang kebencian yang berujung pada cinta.

Tentu, kita sama-sama tahu dalam lingkup remaja mereka cenderung masih labil dan terbawa suasana. Cinta mereka pun hanya sebatas pada suka-sukaan semata atau yang lebih populer disebut cinta monyet. Tak jarang, dalam masa ini ada seseorang yang amat kita benci.

Kebencian itu bisa dari sikapnya yang urakan dan tidak bisa diatur, jail, sering membuat ulah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal inilah yang dialami oleh tokoh dalam novel ini. Mereka adalah Dewi dan Joven. Di awal hingga ke pertengahan cerita, mereka selalu ribut dan tak pernah akur. Hingga suatu ketika, tokoh Dewi terkena hipnotis dan uang yang akan digunakan untuk membeli hijab atau jilbab dicuri. Joven yang selalu dianggap sebagai pencari keributan datang sebagai pahlawan. Karena merasa kasihan, dia menawarkan diri untuk menemani Dewi pergi membeli jilbab. Hal inilah yang membuat tokoh Dewi bisa membuka ruang dan menjadi teman Joven (hal 89). Kebencian yang terlalu dalam bisa berujung pada cinta.

Manusia memang memiliki dua sisi. Ada baik dan buruk. Kedua sisi tersebut selalu melekat pada diri setiap insan. Siapa pun orangnya. Tentu kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Karena apa yang tampak diluar belum tentu sama dengan yang ada di dalam. Seperti kata pepatah; jangan menilai sebuah buku dari dari covernya saja. Memang sebuah cover atau tampilan luar selalu menggambarkan apa yang tampak dari dalam. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa tidak semua tampilan luar yang tidak menarik isinya juga tidak menarik. Bisa saja, dari cover yang terlihat biasa saja isinya luar biasa.

Profesor Rhenald Kasali, Ph.D adalah guru besar Ilmu Manajemen di Universitas Indonesia (UI). Ia juga merupakan seorang akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia. Selain itu, ia juga seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan kisah dalam novel ini amat kental dan berkaitan seputar dunia ekonomi. Karena J.S. Khairen dibimbing oleh seseorang yang telah lama menggeluti dunia bisnis dan manajemen. Khususnya yang berkaitan dengan ekonomi.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Benci Berbuah Cinta"