Sosok Seorang Ayah

Sosok Seorang Ayah merupakan resensi atas novel Ayah karya Andrea Hirata terbitan Bentang Pustaka di muat oleh Kabar Madura.
Gambar: Kabar Madura

Kabar Madura 24 Januari 2017




Judul : Ayah

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka

Terbit : Mei, 2015 

Tebal : 412 hal

Isbn : 978-602-291-102-9


Ayah merupakan seorang yang penting di dalam sebuah keluarga. Dialah presiden bagi istri juga anak-anaknya. Seorang ayah juga menjadi tulang punggung demi bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apapun dia lakukan, agar bisa melihat keluarganya bahagia. Belum lengkap rasanya menjadi ayah, bila belum memiliki seorang anak.

Anak itulah hiburan satu-satunya orangtua khususnya ayah, untuk melepas penat setelah seharian sibuk bekerja. Rasa lelah, letih, bahkan penat yang memenuhi kepala seketika hilang saat menatap sosok mungil yang tertidur lelap dipangkuan ibunya terpampang dihadapannya. Energi baru tiba-tiba muncul menggantikan rasa lelah yang tadi telah datang.

Novel ini bercerita tentang sosok seorang ayah yang ketika masa mudanya bergajulan. Sang tokoh digambarkan sering membuat ulah di sekolah bahkan hingga berhenti sekolah. Dia baru menyadari kesalahannya setelah orangtuanya telah tiada. Hal itu pun tidak ingin terjadi untuk kedua kalinya. Dia akan berusaha menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Tidak seperti dirinya yang putus sekolah di tengah jalan. (hal 26-27)

Begitulah, meskipun sang ayah hanya tamatan SD misalnya, tentu hal ini tidak ingin terjadi kepada sang anak. Apapun caranya, orangtua (baca: ayah) akan berjuang sekuat tenaga demi bisa menyekolahkan sang anak hingga ke perguruan tinggi. Tak peduli dia harus bekerja dari pagi hingga malam, semua itu dilakukan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada dirinya. Serta bisa hidup layak.

Begitulah anggapan para orangtua. Dengan pendidikan yang tinggi, tentu akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan. Ayah adalah sosok yang istimewa dimata anak. Karena seorang ayah harus memikul beban yang berat sendirian. Adalah Amiru, tokoh dalam novel ini yang tak tega melihat ayahnya menggadaikan barang berharga satu-satunya yaitu sebuah radio tua. Demi bisa membayar biaya rumah sakit istrinya. (hal 53)

Jadilah Amiru berpikir seribu cara agar bisa menebus radio tua itu yang diketahuinya seharga satu juta enam ratus ribu rupiah. Dia tahu barang itu adalah barang paling berharga yang dimiliki ayahnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mencari pekerjan agar bisa menebus radio tua itu. Tapi, tak ada orang yang mau memperkerjakan dirinya, karena masih dibawah umur. Usianya baru 10 tahun. (hal 87-88)

Begitulah sosok seorang ayah dimata seorang anak. Setiap anak tentu sangat menyayangi kedua orangtuanya. Hanya saja terkadang, bentuk dan caranya yang berbeda-beda. Ayah adalah orang yang paling berjasa setelah ibu. Karena seorang ayah harus bekerja banting tulang demi anak juga keluarga.

Ayah merupakan sosok yang hebat. Meskipun lelah, tetapi dia menyembunyikan rasa lelah itu di depan sang anak. Malah dia masih bisa tertawa dan bercanda dengan sang anak. Buku ini sangat bagus, karena menceritakan perjuangan seorang ayah. Tidak hanya itu, di dalam cerita ini juga terdapat perjuangan seorang anak yang rela bekerja agar bisa menebus radio kesayangan sang ayah demi bisa melihat senyum dibibirnya.

Memang, tanggung jawab dan beban seorang ayah itu begitu berat. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila ayah menjadi pemimpin di dalam keluarga. Membaca novel ini, kita akan sadar betul betapa beratnya perjuangan seorang ayah bagi keluarganya.

Meskipun juga terkadang kita mendapati sosok ayah yang galak, tegas dan disiplin. Itu semua merupakan bentuk kasih sayangnya bagi keluarganya. Dibalik kegalakkannya, sesungguhnya tersimpan kasih sayang yang besar.

Meskipun ayah kita hanya tamatan SD dan kerja serabutan. Tetapi dia tidak pernah ingin hal serupa menimpa anaknya. Karena walau bagaimana pun setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak mereka. Kalau ayahnya hanya lulusan SD, anaknya minimal harus lulusan SMA. Kalau bisa lulusan perguruan tinggi. Agar bisa mengangkat derajat keluarga.

Sebagai seorang anak sudah barang tentu untuk berkasih sayang kepada orangtua. Apalagi seorang ayah. Karena berkat jasa merekalah anak bisa mengenyam bangku pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Tanpa mereka, tentu kita bukanlah apa-apa. Hanya setitik debu diatas samudera.

Buku ini sangat cocok bagi yang ingin tahu seberapa besar perjuangan seorang ayah. Semoga setelah membaca buku ini, anak-anak bisa lebh menghargai kerja keras seorang ayah juga bisa lebih sayang kepadanya. Maka tidaklah berlebihan jika saya katakan ayah adalah orang terhebat kedua setelah ibu.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Sosok Seorang Ayah"